Jumat, 11 November 2011

Ultrabook (Generasi Laptop Tipis + Ringan)



Bicara tentang Laptop atau Notebook pasti sudah tidak asing lagi di telinga kita, komputer jinjing yg satu ini memang kian populer dan beragam. Jika dulu laptop memiliki desain yang tebal dan bobot cukup berat untuk membuat punggung pegal linu, tapi kini produsen laptop berlomba-lomba menghasilkan produk yang memiliki desain keren, tipis, dan ringan.
Sayangnya, kebanyakan laptop yg tipis + ringan pasti performanya di bawah rata-rata. Tapi, jika ada yang memiliki performa & kualitas yang lumayan canggih pasti harganya cukup untuk menipiskan dompet kita.
Salah satu hal yang menjadi kendala adalah belum adanya platform yang memiliki keseimbangan antara kinerja dan voltase rendah. Kebutuhan akan konsumsi daya rendah dan suhu dingin menjadi salah satu faktor kunci untuk menghasilkan laptop dengan bodi tipis dan ringan. Itulah salah satu hal yang melatarbelakangi lahirnya Ultrabook (kategori perangkat portabel baru yang digagas Intel).
Pada dasarnya, konsep Ultrabook berusaha menghadirkan sebuah komputer dengan desain tipis dan ringan, sambil tetap menghadirkan performa baik, responsif, aman, dengan daya tahan baterai yang panjang, sekaligus memiliki harga jual relatif terjangkau.
Membuat laptop yang tipis dan ringan ternyata cukup rumit. Produsen laptop tidak hanya sekadar menggunakan prosesor hemat daya, tapi juga harus memikirkan komponen lain.
Untuk menghasilkan sebuah perangkat Ultrabook, produsen juga perlu memikirkan jenis bahan yang digunakan untuk casing, jenis baterai, jenis hard disk atau SSD, keyboard, layar, dan sebagainya.
Singkatnya, semua komponen tersebut harus memiliki ukuran sesuai sehingga laptop yang dihasilkan memiliki desain tipis, ringan, tidak panas, serta  nyaman digunakan.  

Rabu, 09 November 2011

Asteroid Raksasa Melintas Dekat Bumi

REPUBLIKA.CO.ID, CALIFORNIA - Sebuah asteroid seukuran sebuah  pesawat terbang akan melewati Bumi dalam jarak delapan persepuluh dari jarak bulan. Inilah jarak yang paling dekat dengan Bumi dari obyek seukuran ini dalam 30 tahun ini.
Jarak terdekat akan terjadi pada Selasa pukul 18.28 ET (besok pagi WIB) saat asteroid ada dalam jarak  202 ribu kilometer dari planet kita, kata NASA.
Badan antariksa AS ini mengklasifikasikan asteroid itu sebagai "objek berpotensi berbahaya."
Jika asteroid itu sampai menabrak bumi, dapat menyebabkan ledakan 4.000 megaton dan gempa bumi 7,0 skala Richter, menurut para ilmuwan di Purdue University. Jika jatuh ke laut, bisa menyebabkan tsunami setinggi 70 kaki hingga 60 mil dari lokasi kecelakaan, para ahli mengatakan.
Namun, batu angkasa, yang disebut Asteroid 2005 YU55, tidak menimbulkan ancaman tabrakan dengan Bumi, menurut Near Earth Object Program NASA.
NASA berencana untuk mempelajari asteroid dengan antena radar Goldstone di Gurun Mojave California. Antena Goldstone adalah teleskop radio yang sangat sensitif yang digunakan untuk menyelidiki quasar, pemetaan radar planet dan komet.
Para ilmuwan berencana untuk merekonstruksi bentuk asteroid dengan resolusi halus  13 kaki (4 meter) dengan menggunakan antena. Pengamatan juga dijadwalkan di Observatorium Arecibo di Puerto Rico.
Ini juga akan memberikan kesempatan langka bagi para astronom amatir untuk secara langsung mengamati asteroid dengan teleskop optik.