Sabtu, 21 Juli 2012

Batasan Antara Laki-laki dan Perempuan

Kehidupan didunia diwarnai banyak kejadian-kejadian yang melanggar batas-batas Islam. Contoh simplenya nich…! “Banyak anak manusia yang menjadi korban dari penyalagunaan narkoba dan ujung-ujungnya seks bebas atau hubungan terlarang (maksiat)”.
Kita-kita tahu bahwa agama Islam adalah agama yang suci, yakni agama yang menjaga dan mengutamakan kesucian umatnya dengan berbagai batasan-batasannya. Islam tidak menginginkan manusia merugiakan (berbuat dzalim) terhadap diri sendiri, baik itu secara fisik maupun spiritualnya. Perbuatan seks bebas (maksiat) itu terjadi karena tidak adanya batasan antara pria dan wanita. Sehingga kedekatannya diumpamakan amplop surat dan perangko. Maka dari itu sebagai kaum adam dan kaum hawa kita harus menciptakan batasan-batasan dalam bergaul diantaranya, bias dibilang “jaga jarak giru loh…!!”. Kata orang-orang yang udah sadar nih, mending jaga jarang dari pada ujung maksiat.
Akhi wa Ukhti kita harus tahu, kalau agama Islam itu adalah agama yang memudahkan bagi umatnya. Islam sudah menciptakan batasan-batasannya dalam pergaulan remaja. Diantaranya:
Pertama: “Akhwat harus menjaga keindahan dan kecantikan tubuhnya dari pandangan ikhwan dengan menutup kain dari atas (rambut) sampai kebawah (jari kaki). Karena itu semua merupakan aurat bagi akhwat. Dan ikhwan harus menjaga pendangan terhadap akhwat agar tidak berlebihan. Seiksa Allah swt akan hadir akibat dari dosa mata, rambut yang tampak, tangan yang tampak, bentuk tubuh yang tampak, dan lain sebagainya. Bagaimana kita terhindar dari dari murka Allah jika kita masih membudayakan hal tersebut… naudzu billahi min zalik.

 “Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Kedua: “Kaum hawa itu lebih mulya dari pada intan, emas, apalagi pisang goreng. Dia tidak boleh dipegang, dilihat sembarangan orang, apalagi seperti durian belum dibeli sudah dicium. Melainkan benar-benar orang  yang akan memilikinya dengan menikah. Itupun dia harus datang kepada empuhnya alias orang tuanya. 
Ketiga: “seorang akhwat harus menjaga caranya mengeluarkan kata-kata agar tidak berlebihan, apalagi sampai mengundang tawa didepan ikhwannya, Karena itu dapat merubah imets  wanita sebagai makhluk terhormat menjadi wanita gampang, sebab tawa dapat mengundang maksiat.
Jadi, kesimpulannya nih akhi N’ ukhti ,
Kalau kita menyadari dan mengamalkan isi ajaran agama Allah (Islam) pasti kita semua akan dipandu olehnya (Allah) dalam melakukan sesuatu hal apapun. Dan kita harus ingat, kalau jaga jarak itu bukan berarti kita menjauhi tali persaudaraan antara Akhwat dan Ikhwan namun cara itu adalah cara persaudaraan orang Islam yang bukan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar